Judul buku : Bertaubatlah Agar Menang Dunia Akhirat
Pengarang : Dr, Aidh bin Abdullah al-Qarni
Penerbit : Maghfirah Pustaka
Penyunting : Luqman Junaidi
Terbitan : Cetakan ketiga, Maret 2006
Halaman : 344 halaman
Bertaubatlah Agar Menang Dunia Akhirat, sebuah karya yang pas untuk mengiringi niat dan sikap positif di awal tahun. Meski buku ini bukan tergolong buku baru, namun tema yang disuguhkan bersifat timeless. Memang, tidak akan pernah ada masa kedaluwarsa membahas dan membicarakan buku-buku agama, terutama buku tentang bertaubat. Karena sejatinya, manusia tidak akan pernah bisa memprediksi, kapan hidayah akan datang kepadanya. Seorang manusia tidak bisa tahu kapan hatinya akan tersentuh dan matanya menangis karena merasa berdosa. Tapi meski begitu, bukan berarti manusia bisa bersikap masa bodoh.
Jika hidayah tidak kunjung datang, maka kita perlu menjemputnya.
Itu adalah kalimat yang terbesit di benak saya ketika mulai membaca buku ini. Ya, kalau hidayah belum juga datang, sedangkan tahun telah berganti, sedangkan semakin lama usia kita pun semakin mendekati kematian, maka tidakkah kita takut akan tabungan dosa yang telah kita simpan selama ini? Tidakkah kita ingin mendapatkan hidayah lebih cepat? Tapi, kita harus bagaimana?
Rasulullah saw bersabda, “Maukah kutunjukkan padamu sesuatu yang dapat menghimpun semuanya itu?” Mu’adz menjawab, “Ya, Rasulullah.” Rasulullah saw kemudian memegang lidahnya sambil berkata, “Jagalah lidahmu.”
Hal paling bahaya yang dihadapi manusia dalam kehidupan ini adalah lidah. Atas dasar itulah ulama berkata, “Sembilan dari sepuluh dosa berasal dari lidah.” Dalam ihya’ ‘Ulumuddin, al-Ghazali membagi dosa yang disebabkan oleh lidah ke dalam sepuluh bab. Setiap Rasulullah saw mengingatkan seorang hamba tentang dosa, beliau pasti mengingatkan tentang dosa lidahnya. Sebab, lidah cepat melakukan dosa dan kesalahan. Lidah mudah berbicara tanpa perhitungan, dan mengeluarkan perkataan tanpa perasaan seperti membicarakan orang lain, mengadu domba, mengeluarkan kata-kata buruk, serta ucapan bathil yang dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam api neraka selama 70 musim gugur. - Halaman 45
Sebagai manusia, kita tentu pernah berbuat salah. Entah itu dilakukan dengan sengaja atapun tidak sengaja. Bahkan ketika kita tahu bahwa yang kita lakukan itu salah, kita masih saja mengulanginya. Hal itu bisa disebabkan oleh kurangnya iman kita kepada Allah, kurangnya rasa takut kepada Allah dan terhadap dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Jadi, bukan karena Allah tidak menyukai kita, sehingga Dia menelantarkan kita dari jalan-Nya. Bukan karena Dia membenci kita, sehingga kita tidak mendapatkan hidayah-Nya. Melainkan karena Dia tahu belum atau bahkan tidak ada kebaikan sama sekali dalam diri kita, sehingga hidayah dari Allah tidak juga tersampaikan.
Jadi, bukan karena Allah tidak menyukai kita, sehingga Dia menelantarkan kita dari jalan-Nya. Bukan karena Dia membenci kita, sehingga kita tidak mendapatkan hidayah-Nya. Melainkan karena Dia tahu belum atau bahkan tidak ada kebaikan sama sekali dalam diri kita, sehingga hidayah dari Allah tidak juga tersampaikan.
Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan hidayah dan ilmu yang dengannya aku diutus, seperti hujan yang mengguyur bumi. Ada tanah subur yang menerima hujan tersebut sehingga menumbuhkan rerumputan dan tanaman yang banyak. Ada juga tanah yang hanya bisa menahan air dan bermanfaat bagi manusia, sehingga mereka dapat minum dan bercocok tanam. Ada juga tanah tandus yang tidak bisa menahan air dan tidak menumbuhkan tanaman. Hal demikian adalah perumpamaan orang yang mengambil manfaat dari ilmu dan hidayah yang dengannya Allah mengutusku, sehingga dia mengetahui dan mengajarkannya. Dan perumpamaan orang yang tidak memperhatikan dan tidak menerima hidayah yang dengannya Allah mengutusku. (HR. Bukhari & Muslim) – Halaman 130
Spesifikasi Buku
Mengenai fisik bukunya sendiri, kovernya terbuat dari kertas tebal alias hard cover. Bergambar seseorang yang tengah bersimpuh dan berdzikir memohon ampun. Warna-warna gelap dipadu dengan cahaya-cahaya yang terlihat samar, membuat kovernya terasa hangat. Nuansa tenang dan khusyuk begitu jelas terlihat di kover tersebut, sangat cocok dengan judul bukunya Bertaubatlah Agar Menang Dunia Akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar